Di suatu zaman yang carut marut hiduplah seoarng ulama yang alim, kealimannya sudah termasyhur ke seantero negeri. Namanya juga dunia ada yang bagus banget ada juga yang jelek banget, hidup juga di jaman tersebut seorang atheis yang kecerdasannya sangat tinggi, ia meraih gelar professor dengan dua tahun lalu di sebuah universitas di Amerika, bahkan lebih dari 10 hak paten baru saja ia dapat, hal itulah yang menyebabkan dirinya terlena dan menganggap tidak ada tuhan pencipta alam raya, karena baginya ia bisa hidup sendiri.
Suatu hari Sang Atheis Jenius itu ingin menantang debat sang syeikh mengenai teori terjadinya alam semesta, menurut pendapatnya Alam semesta ini terjadi dengan sendirinya, big bang terjadi karena ketidak sengajaan. Tanpa pikir panjang sang syekh menyetujuinya dan ditentukanlah tempat dan waktunya.
Pada hari H, penonton yang sebagian ilah ilmuwan atheis, sebagian lagi orang yang ragu dengan adanya tuhan atau adanya tuhan dan sebagian lagi santri sang syekh telah berkumpul, namun syekh yang ditunggu tak kunjung tiba. 15 menit, 30 menit, samapi 1 jam, sang syeikh belum hadir di arena debat.
Akhirnya setelah 2 jam, sang syekh datang disertai dua santri setianya, Sang Atheis pun mengejek habis-habisan sang syekh, “anda takut berdebat dengan saya syeikh??” ejek Sang Atheis , “Maaf tuan, saya terlambat, soalnya tadi jembatan yang saya lalui putus, dan saya menunggu di tepi sungai, eh alhamdulillah… tiba-tiba ada kayu yang hanyut terbawa arus sungai dan kayu itu berkumpul satu sama lain dan jadilah perahu, terus sanya tumpangi untuk menyeberang sungai, ma’af bangt saya terlambat”.
Tukas sang syeikh dengan tenang”. Penonton dan Sang Atheis pu tertawa terpingkal-pingkal mendengar itu. ” Waduh sudah error rupanya anda? mana ada perahu bisa jadi sendiri? ngarang!!!!” Sang Atheis kembali mengejek Sang Syeikh, Beliau sendiri hanya tersenyum dan berkata lagi, ” Jika anda tidak percaya ada perahu yang jadi sendiri mengapa anda percaya bahwa Jagat raya yang terdiri atas milyaran pelanet dan ratusan ratusan ribu bintang dan luasnya tak terjangkau akal manusia bisa ada dengan sendirinya?” tanya Syeikh, Sang Atheis tercenung menyadari umpatannya malah menjadi bumerang bagi dirinya sendiri, Penonton bersorak sorai mendengar argumentasi syeikh yang sangat logis dan sukar dibantah.
Sang Atheis pun hanya bisa menutupi muka dengan kertas yang penuh dengan argumentasinya untuk menutupi rasa malunya yang membuncah….
Sumber Syekh Amin Al-Jailani (Dengan disertai perubahan)
Leave a Reply