Bersimbah peluh, air mata bahkan darah
Menatap murka Union Jack yang tak tau malu
menyeret kaki kiri yang tertembus pelor sang durjana
Mulut merapal takbir, serta satu kata :
Merdeka, merdeka dan merdeka!!!
Mata berpelipis sobek awas mengintai musik
tangan bersimbah darah, masih sigap menarik pelatuk senapan
Merah-Putih usang terikat kuat di kepala
saksi bisu perjuangan panjang penuh pengorbanan
Nyawa kau obral demi Negeri
Darah kau barter dengan kemerdekaan untuk Ibu Pertiwi
Badanmu kau tak hiraukan demi menggapai sebuah angan…
memastikan senyum merdeka anak cucu di masa depan.
Tergopoh-gopoh lari menjauhi sumber ledakan
namun apa daya, tubuh yang telah lunglai menjadi korban empuk
ledakan dari granat milik empunya yang tak berperi kemanusiaan
Pandangan kabir, malaikat maut datang
darh segar keluar menghambur,
semangat patriot tak juga hilang,
jiwa kusuma tak lekas lekang,
meskipun ajal telah menjelang.
Sirna semua derita nestapa
ketika di depan mata Sang Firdaus telah menyambut,
tamu agungnya yang baru pulang dari perjalanan masghul melawan tirani
Tirani tak tau diri yang merampas hak kemerdekaan secara keji,
Bangsa Kaukosid rakus yang entah kapan berpuas diri
Merdeka!!!!!
{70 Tahun setelah perang “Jihad” 10 November berlalu, Pukul 00.30 WIB, Kamar Al-Azhar Bawah 3}
thanks for sharing historycal
Visit Us