Terimakasih, pernah menjadi pelangi setelah hari-hariku yang penuh petir dan hujan
Terimakasih, pernah menjadi mentari setelah malamku yag gelap, lama, dan dingin
Terimakasih, telah menjadi refrain indah setelah intro sember yang jauh dari estetika
Terimakasih, atas senyum di senja kala setelah siang sarat hiruk-pikuk, kegaduhan, dan debu jalanan.
Kini,
Gelang di antara kita telah putus, putus seputus-putusnya: untaian manik-manik menyebar ke segala penjuru, tercerai-berai. Hilang satu per satu tanpa sisa, hanya benang kusut nan kesepian yang bertahan.
Sesungguhnya ia ingin menangis, namun matanya dilanda kemarau.
Mimpi buruk ini begitu nyata, senyata-nyatanya.
Memang benar, kehilangan adalah hukuman bagi mereka yang merasa memiliki.\,
Karena semua pada hakikatnya adalah titipan.
Memang benar, cambukan dan rajam nyatanya mematikan, namun kehilangan tak punya obat anestesi maupun penawar.
Celaka bagi mereka yang larut dalam pertemuan!
Karena semuanya adalah gerbang dari perpisahan, masalah jarak, dan kehilangan.
Milaneli, 18 Juli 2018
Leave a Reply