Pagi tiba, hujan pun tiba Petir hampir saja menyambar Naik turun hampir tiada henti Hanya untuk mengais tetes demi tetes nira Mencari sesuap nasi untuk keluarga Pijakan licin siap mengancam nyawa Sedikit saja kaki tergelincir Denyut nadi taruhannya Satu persatu pohon kau naiki, kau panjat Tak peduli angin perkasa yang setiap saat bisa mengehempaskan Tak peduli Guntur, si jumawa penebar…