Hari-hari berlalu dengan bayangan senyum itu
Alangkah manis bayangan semu
Langkah kita berdua yang terus beriringan
Inginku mengulang masa biru, saat setiap hari kita bersama
Maha indah anugerah berupa cinta
Alangkah indah jiwa yang menyikapinya dengan nurani
Tidaklah engkau merasa hal yang sama?
Upaya apa yang sanggup aku lakukan
Siasat apa yang taktis untuk melukis
Sisa-sisa harapan yang mengkristal dilangit khayal
Apakah kau kan berkata”ya” yang akan mem[perindah segalanya.
‘ , ataukah tanda maacam itu yang tak jelas yang akan akau berikan?
Diam mungkinpilihanmu, atau dia selainku suadh bermukim di hatimu?
Intuissi ku juga kadang menangkap kemungkinan “Tidak”
Yang akan mengambrukkan langit menimap jiwa ini.
Alangkah tinggi harapan ini
Hapanku mencuat pada suatu waktu
Namun aku berkutat di lorong hitam ketidak pastian yang mencekam.
Untuk menerima kemungkinan yang mungkin sepahit mahoni
Rasa menderita bagai terjajah tirani.
Indahnya rasa meski terpenjara semu
Tak terutarakan hanya bergerak mundur-maju.
Sajakku tertulis tak tau bagaimana nasib penulisnya.
Nasib yang akan berbalut kenyataan manis
Atau berlumur fakta yang berkonotasi tragis.
24-4-2015
Leave a Reply